cyberinvestigasi.com, 14 April 2021, Serang – Paket lelang pengadaan peralatan labolatorium IPA dengan nilai 5.2 miliar pada dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi banten diduga kuat terindikasi praktik monopoli dalam sebuah proses pengadaan barang dan jasa.
Dugaan monopoli pada paket yang saat ini masih dalam proses lelang sangat kental terjadi”, pasalnya, dalam dokumen lelang penyedia harus menyertakan dukungan dari distributor yang diduga sudah diarahkan oleh pihak dinas, kuat dugaan untuk dukungan tersebut sudah di “Kunci” oleh pihak tertentu, sehingga bagi penyedia sangat sulit untuk melengkapi dokumen penawaran. Rabu, (14/4/2021)
Seperti yang diungkapkanboleh Adung Lee, dalam kesempatan tersebut selaku Direktur Eksekutif Kajian Realitas (Lsm-Karat) banten, kepada media rabu (14/04/21).
Adung, dirinya mengatakan bahwa hal ini terjadi setelah kami menerima keluhan dari salah satu peserta lelang yang ikut dalam lelang paket pengadaan alat laboratorium IPA, yaitu
“CV. PW untuk melengkapi dukungan dari salah satu distributor yang menyediakan alat Lab IPA yang tidak bisa mengeluarkan surat dukungan, karena diduga distributor tersebut sudah di “Kunci” ucap adung menirukan ucapan dari CV. PW.
Dirinya juga melihat bahwa dalam proses lelang pengadaan peralatan laboratorium IPA sangat kental dengan dugaan monopoli dalam tender ini.
“Kami mencurigai dari dua penyedia yang memasukan dokumen penawaran yakni Grand Integra Telematika Utama dengan harga penawaran 4.400.000.000.. Dan PT. Falah Eka Cahya dengan penawaran 5.246.551.200.00 itu sudah dikondisikan, papar Adung.
Maka kedati demikian, dalam hal ini Kami berharap bahwa dalam proses lelang ini harus terbuka dan jangan sampai ada indikasi dugaan dugaan yang mengarah perbuatan praktik larangan”, tentang terjadinya monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, imbuhnya.
Jika ini terbukti, kami mendesak pihak Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Inspektorat dapat secepat mungkin menindaklanjuti adanya dugaan indikasi praktik monopoli dalam proses pengadaan barang dan jasa di dindik banten.
Tutup Adung Lee, dalam akhir penyampaian nya”.
Cyber-Red
(M.s.)