Hasil Tangkapan Menurun Nelayan Bayah Katakan: Akibat Perairan Tercemar Limbah Lumpur

banner 468x60

Cyberinvestigasi.com, 18 Januari 2022, Lebak Banten – Terlihat jelas pada kondisi muara kali Cipamubulan yang terletak di Pantai Pulomanuk dengan kondisi keruh, dan diduga akibat limbah cucian pasir.
Warga nelayan yang mangkal di sekitar Muara Kali Cipamubulan, Blok Pulomanuk, Desa Darmasari Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak Banten kini mulai keluhkan akibat dampak yang timbul, yakni terjadinya pencemaran air kali akibat limbah penambangan pasir yang ada di hulu sungai Cipamubulan.

Seperti diketahui dari Seorang nelayan yang biasa menangkap ikan di seputaran Muara Kali Cipamubulan, Budiman mengatakan, di bulan ini hasil tangkapan untuk jenis ikan tertentu menurun dan dimungkinkan akibat dari diduganya air kali yang tercemar kotoran limbah lumpur yang di akibatkan adanya aktivitas pertambangan.

“Padahal di bulan bulan seperti saat sekarang ini, biasanya para nelayan panen ikan jenis Jaburan, Kakapasan dan Layur. Namun sejak aliran sungai ini keruh oleh limbah, tangkapan kami untuk jenis ikan itu menurun, paparnya”,
Padahal saat ini harusnya lagi musim.

Adapun kotornys perairan laut diakibatkan oleh limbah cucian pasir yang di atas sana,” jelasnya, Senin, (17-1-2022).

Diungkapkannya kembali, jika kondisi ini dibiarkan berlarut bukan tidak mungkin ini akan menjadi pukulan pada kehidupan sehari-hari nelayan.

“Ini jelas kami yang merasa di rugikan.
Sebab Ini lahan kehidupan kita satu-satunya untuk makan sekeluarga, dan kalau tangkapan kita terganggu begini, jelas pendapatan untuk mencukupi keluarga kami berkurang”,
Untuk itu tolong dong jangan ganggu lahan kami,” keluhnya.

Disisi lain juga kondisi ini dikeluhkan oleh nelayan Jodang penangkap bayi lobster (benur) yang juga menyebutkan tentang penyebab kotornya air kali di muara sangat membuat perairan keruh, dan membuat hasil tangkapannya nihil.

Menurutnya, benur itu jelas akan menghindar karang tempatnya mukim karena airnya tercemar kotor.

“Sekarang saya sangat sulit sekali untuk bisa mendapat lobster, karena karang-karang yang biasa tempat lobster mencari makan sudah dipenuhi lumpur, jadi lobster tidak mau lagi ada di situ”, katanya.

Selanjutnya Ia berharap, jika itu disebabkan oleh kesengajaan mohon harus segera ada tindakan, agar nelayan bisa nyaman.

“Kalau pemicunya sudah jelas, tolong lah segera ada tindakan, sebab dalam hal ini juga bukan hanya sekedar kata saya aja, tapi kata semua nelayan di sini pak”.

Dikesempatan yang sama, seperti sehari sebelumnya bahwa pernah di ceritakan salah datu pengunjung wisata asal Jabar yang membenarkan hal tersebut, sebab menurutnya Ia sudah tiga kali liburan ke pantai Pulomanuk, dan turut ikut menyayangkan akan kondisi tersebut.

“Saya sudah tiga kali ke sini, dan terakhir waktu Agustus lalu. Padahal waktu saat itu pantai dan muara Pulomanuk ini airnya bening dan suasananya teduh, tapi kali ini air lautnya keruh dan kotor”,
Tadinya kami biasa mandi, sekarang jadi ogah, dikarenakan airnya kotor.

Pada kesempatan terpisah, dalam harapan nya juga dikatakan pegiat lingkungan di Baksel, Wijaya Dharma Sutisna, untuk segera ada tindakan terhadap diduga pelaku pencucian pasir di dekat hulu Kali Pamubulan, karena selain berdampak pada rusaknya ekosistem laut juga mengganggu hajat hidup para nelayan Bayah, ucapnya.

“Ini jelas harus sudah ada tindakan dan jangan sampai pencemaran ini berdampak pada terganggunya habitat ikan dan biota lainnya lainnya.
Apalagi nelayan juga sudah mulai pada ngeluh dengan tangkapan ikan yang minim akibat laut tercemar.
Untuk itu tolong para pengusaha tambang pasir juga harus berpikir untuk orang lain”,
Jangan sampai sepihak saja yang untung sedangkan orang banyak yang dirugikan.

*Puskominfo Indonesia*

Cyber-Red
M.s

banner 300x250

Related posts

banner 468x60