cyberinvestigasi.com, Jakarta – Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro, mengatakan, selama periode Juni-Agustus 2023 terjadi peningkatan pencemaran udara di DKI Jakarta.
Menurut Sigit, setelah dilakukan kajian, bahwa peningkatan pencemaran udara di Jakarta salah satunya dipengaruhi oleh musim kemarau yang membuat udara menjadi kering.
“Kalau dilihat dari sektor-sektornya maka transportasi itu 44 persen, industri 31 persen, industri energi manufaktur 10 persen perumahan 14 persen, dan komersial 1 persen,” sambung Sigit.
Jumat, (11-8-2023).
Oleh sebab itu kata Sigit, atas hal ini KLHK melakukan sejumlah diskusi dan mendapat masukan dari para akademisi mengenai upaya-upaya atau langkah mitigasi pengendalian pencemaran udara.
“Peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas adalah dengan memperbaiki sektor transportasi. Baru kemudian alat pengendali pencemaran dari industri”, papar Sigit.
Tak hanya itu, menurut nya juga bahwa di DKI Jakarta juga dapat pengendalian peternakan, mencegah pembakaran sampah langsung, mengganti kayu dan minyak dengan gas atau kompor listrik, menggunakan kendaraan listrik, hingga pengetatan standar emisi.
“Nah, dari rekomendasi ini sebetulnya kita sudah melakukan banyak hal,” ucap Sigit.
Lebih lanjut, Sigit menyebut KLHK akan mulai melakukan kampanye uji emisi secara berkala pada kendaraan bermotor. Sebab uji emisi tidak cukup hanya dilakukan DKI, tapi harus juga diikuti daerah penyangga.
“Kita pelajari ternyata pendekatan pencemaran udara di Jakarta tidak cukup dilakukan oleh Pemerintah DKI, harus melibatkan daerah sekitarnya,” tutupnya.
*Puskominfo Indonesia*
Mpap.s
Cyber_Red