Cyberinvestigasi.com, Jakarta – Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) berkolaborasi dengan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII) dan Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS) terus mendorong industri lokal mampu bersaing secara global.
“Meski dunia terus menghadapi banyak tantangan yang semakin kompleks, tentu kita patut bersyukur dan bangga bahwa kinerja sektor industri pengolahan non migas tetap kuat tangguh bersaing,” ujar Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam sambutan acara Kick-Off Indonesia 4.0, yang berlangsung di Ruang Garuda, Gedung Kementerian Perindustrian RI, Rabu (19/2/2024).
Ia menambahkan, keunggulan industri di Indonesia yang patut diapresiasi, salah satunya adalah nilai Manufacturing Value Added (MVA) pada tahun 2023 mencapai US$ 255 miliar yang menjadikan Indonesia berada di posisi ke-12 top manufacturing countries by value added di dunia.
Hal itu membuktikan, nilai MVA Indonesia lebih unggul dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
“Bahwa inisiasi Making Indonesia 4.0 ini sebagai momentum untuk terus mempercepat transformasi industri nasional menuju era digital yang lebih maju dan berdaya saing,” tambah Menperin Agus Gumiwang.
Menurutnya, optimisme sektor industri nasional juga semakin kuat dalam beberapa bulan terakhir ini.
“Kita bisa lihat kontribusi terhadap PDB Nasional (industri pengolahan nonmigas) Tahun 2024 sebesar 17,16%. Kemudian, kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai USD 196,54 Miliar, dan pencapaian ekspor nasional sebesar USD 264,70 Miliar,” jelasnya.
Kemudian untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja industri pengolahan nonmigas per Agustus 2024 berjumlah 19,96 juta orang atau 13,79% tenaga kerja nasional.
Sementara, Nilai Manfufacturing Value Added (MNA) 2023 diposisi peringkat ke 12.
Nilai MVA Indonesia 2023 mencapai USD 255 miliar mengungguli Amerika Serikat, Jepang, Thailand, dan Vietnam.
Selain itu, nilai investasi di tahun 2024 juga telah mencapai 42,1% atau realisasi investasi disektor industri manufaktur sebesar Rp.721,3 triliun.
“Artinya kalau kita sama-sama kelola sektor industri bisa melihat ya tanda-tanda ekspansi optimisme paling tidak di titik psikologi daripada pelaku industri itu mulai tumbuh mulai kuat. Mereka akan lebih semangat dalam beroperasi dan syukur-syukur kalau mereka akan bisa membawa investasi baru masuk ke Indonesia semua pencapaian ini tidak lepas dari upaya kita mengimplementasikan program making Indonesia 4.0,” ujarnya.
Head of Business Development PT. Naganaya Indonesia Internasional Rahmat Anwar menyampaikan sosialisasi terkait Acara Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025, bertajuk “Smart Nation 2025: Building Stronger, Moving Faster Toward Sustainability” akan berlangsung mulai 24 – 25 September 2025 di Jakarta Internasional Convention Center (JICC) Senayan.
“Acara ini Kementerian Perindustrian sebagai tuan rumah, karena sangat concert terhadap digitalisasi dan transformasi bisnis untuk menunjang industri di Indonesia,” ujar Rahmat Anwar.
Menurutnya, pada event September nanti akan menampilkan sejumlah program seperti Exhibition, Silent Conference, Awarding, Workshop, Coaching Clinik, Warehouse of Idea serta VIP Luncheon.
“Kemudian secara statistics dari tahun ke tahun kita mempunyai target mulai dari tahun 2019 dengan 1889 visitors, 1189 visitor (2020), 1337 visitors (2021), 2268 visitor (2022), 2808 visitor (2023), 3674 visitor (2024) dan ditahun 2025 ini kita mempunyai target lebih dari 6000 visitor,” jelas Rahmat Anwar.
Ia juga menambahkan tentang sektor yang akan terlibat dalam acara Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025 yaitu sektor goverment 5%, automotive 15%, food and beverage 10%, energy 10%, Healthcare 10%, telecommunication 10%, chemical 2%, logistic 5%, manufacturing 20%, electronic 5%, pharmacy 3% dan garment and textile 5%.
“Dan saya yakin ini potensi buyer untuk di acara Indonesia 4.0 Conference & Expo,” tambah Rahmat Anwar.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menyampaikan, Kick Off Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025 ini mengundang para pemangku kepentingan kegiatan untuk memberikan informasi dan sosialisasi mengenai pentingnya transformasi digital, khususnya dalam mengembangkan dan implementasi aspek keberlanjutan dalam industri.
“Dalam kegiatan ini akan dipaparkan mengenai alasan pemilihan tema yang diusung dan juga kegiatan-kegiatan pendukung seperti sosialisasi skema untuk pemilihan pemenang Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2025, Seleksi INDI 4.0 Awards, dan juga Seleksi National Lighthouse Industry 4.0 Awards,” papar Andi.
Kegiatan ini juga didukung penuh oleh Dewan Transformasi Digital Indonesia dan Asosiasi Pengusaha TIK Nasional. “Diharapkan, kegiatan ini dapat menarik dan menumbuhkan minat dari para pelaku usaha untuk bergabung ke dalam ekosistem kolaborasi demi mewujudkan smart nation yang baik,” ujar Andi.
Sejak 2019, Indonesia menyelenggarakan event tahunan ini dalam rangka percepatan transformasi digital dan revolusi industri 4.0 dengan nama Indonesia 4.0 Conference & Expo.
Kegiatan ini merupakan ajang untuk mempertemukan para stakeholder mulai dari pemerintah, industri, provider teknologi, akademisi, konsultan industri, hingga financial sector dalam satu platform yang berorientasi pada transformasi digital industri di Indonesia.
Sementara, event bergengsi Indonesia 4.0 Conference & Expo akan kembali hadir pada 24-25 September 2025 mendatang yang berlangsung di Jakarta Internasional Convention Center (JICC) Senayan.
Acara ini didukung oleh Epicor, Beckhoff dan Monitor ERP mengusung tema bertajuk “Smart Nation 2025: Building Stronger, Moving Faster Towards Sustainability”.
Tema tersebut, merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memperkuat industri nasional dengan transformasi digital yang berkelanjutan, lebih efisien, dan berdaya saing global. Bagi yang ingin ambil bagian dalam acara ini dapat mengunjungi website official; indonesia40.id.
Cyber_Red
Mpap Suprapto