cyberinvestigasi.com, 13 Febuari2021, Kota Serang – Suasana perayaan Imlek 2021 nampak berbeda pada Vihara Avalokitesvara di Kelurahan Banten Kecamatan Kasemen, Kota Serang Banten. Dalam perayaan Imlek 2572 kali ini dengan Shio Kerbau Logam terpantau sepi, dan tidak semeriah dengan perayaan imlek pada tahun tahun sebelumnya.
Dari aktifitas perayaan imlek tersebut, masyarakat Budha dan etnis Tionghoa di banten terlihat tertib dan juga hanya nampak beberapa orang saja yang terlihat beribadah”, Mereka juga terlihat menggunakan masker dan menjaga jarak saat beribadah.
Menurut AKP Ugum Taryana, SH, Kapolsek Kasemen mengatakan.
“Situasi sampai saat ini aman dan terkendali, Kita dari jajaran Polsek Kasemen yang juga dengan didampingi Danramil beserta anggota, terus memonitor kegiatan di Vihara ini, dan semua berjalan dengan lancar, Tuturnya.
“Dalam aktifitas nya tidak terlalu ramai, dan secara bergantian satu keluarga dengan keluarga lain nya hanya sebatas beribadah di vihara ini lalu kembali,”
Kata Kapolsek Kasemen Kota Serang, AKP Ugum Taryana, SH, dilokasi, Jumat (12/02/2021) malam.
Selanjutnya meski terpantau sepi, juga disela aktifitas jaga cipta kondusif nampak Juga pada kesempatan tersebut satu kunjungan yang datang langsung dari Karo Ops Polda Banten dan Dir Bimas Polda Banten dengan mendatangi jajaran anggota yang sedang tugas berjaga di vihara tersebut.
Vihara yang sudah berdiri sekitar tahun 1759 ini.
Masyarakat dihimbau tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) covid-19, untuk mencegah penularan.
“Kami himbau untuk masyarakat yang merayakan imlek, mungkin bisa membatasi kegiatannya, supaya bisa menjaga protokol kesehatan,” terangnya.
Disisi lain, jika mengutip akan sebuah sejarah, Vihara Avalokitesvara yang lokasinya berdekatan dengan Masjid Agung Banten, keduanya berdiri hampir bersamaan. Selain itu, di dalam vihara juga terdapat bedug khas Islam sebagai tanda toleransi keberagamaan di Banten yang terjalin ratusan tahun silam.
Pasalnya, banten dahulu yang saat itu sebuah kesultanan besar dengan Pelabuhan Karangantu yang mendunia, membuat seorang putri bernama Ong Tin Nio bersama Anak Buah Kapal (ABK), dalam perjalanan dari China menuju Surabaya, memutuskan bermalam di Pamarican, yang mana dahulu Pamarican adalah daerah yang merupakan penghasil merica.
Putri Ong pun merasa betah tinggal di Banten dan mendirikan wihara yang awalnya berada di bekas kantor bea (douane)”.
Cyber/Red
(M.s)